Sabtu, 12 November 2016

PENGUKURAN WAKTU



MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PENGUKURAN WAKTU MELALUI ALAT PERAGA TIGA DIMENSI DI KELAS V SDN 077295 
BARUZO BOBOZIOLI KECAMATAN IDANOGAWO 
TAHUN PELAJARAN 2016/2017





TUHOZARO GULO
NIM. 835253629




UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH MEDAN
PROGRAM S1 PGSD KABUPATEN NIAS
2016









LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT


Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan Praktik Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah PKP pada Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka (UT) seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

           
                                                                                                                                                                                                                Idanogawo,  19 November 2016
                                                                              Yang membuat pernyataan,

                                                                                                                                   
                                                                                                                                                                                                                Tuhozaro Gulo
                                                                              NIM. 835253629





KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya, akhirnya penulisan laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pengukuran Waktu Melalui Alat Peraga Tiga Dimensi di Kelas V SDN 077295 Baruzo Bobozioli Kecamatan Idanogawo Tahun Pelajaran 2016/2017 dapat terwujud tepat pada waktu yang telah direncanakan.
Dalam penulisan laporan ini penulis mendapatkan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
  1. Bapak Drs. Edi Azwar Nasution, M.Si selaku Dosen Pembimbing Supervisor I
  2. Ibu Rosdiana Waruwu, S.Pd selaku kepala SDN 077295 Baruzo Bobozioli yang telah membantu dalam proses perbaikan
  3. Bapak Yanuari Telaumbanua, S.Pd selaku Supervisor II yang telah membantu dengan memberikan sumbangan dan masukan yang berupa pikiran, ide/pendapat yang sangat berguna sehingga proses perbaikan pembelajaran dapat berjalan lancar
  4. Teman-teman guru SDN 077295 Baruzo Bobozioli Kecamatan Idanogawo
  5. Semua rekan mahasiswa S1-PGSD UT UPBJJ Medan Pokjar Idanogawo serta pihak-pihak yang terkait.
Penulis menyadari bahwa laporan PKP ini masih sangat perlu mendapatkan koreksi atas kekurangan sehingga dikemudian hari akan dapat lebih sempurna lagi, oleh karena itu semua kritik dan saran yang konstruktif akan diterima dengan terbuka. Semoga laporan PKP ini dapat memberikan sumbangsih bagi kemajuan pendidikan di Kecamatan Idanogawo khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya.

Idanogawo, 19 November 2016
Penulis,

Tuhozaro Gulo
Nim. 835253629




ABSTRAK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PENGUKURAN WAKTU MELALUI ALAT PERAGA TIGA DIMENSI
DI KELAS V SDN 077295 BARUZO BOBOZIOLI  KECAMATAN
IDANOGAWO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

TUHOZARO GULO
Nim. 835253629


Kata kunci   : Hasil Belajar, pengukuran waktu, alat peraga tiga dimensi

Tingkat penguasaan siswa terhadap materi matematika tentang pengukuran waktu, peneliti mengupayakan suatu perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan alat peraga tiga dimensi pada mata pelajaran matematika kelas V SDN 077295 Baruzo Bobozioli. Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mendeskripsikan alat peraga tiga dimensi dalam memahami pengukuran waktu pada mata pelajaran matematika kelas V SDN 077295 Baruzo Bobozioli dan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam memahami pengukuran waktu melalui alat peraga tiga dimensi pada mata pelajaran matematika kelas V SDN 077295 Baruzo Bobozioli.
Penelitian tindakan kelas mata pelajaran matematika dilaksanakan pada siswa kelas V SDN 077295 Baruzo Bobozioli. Jumlah subjek yang diteliti sebanyak 18 siswa dengan 8 orang perempuan dan 10 orang laki-laki.
Dari hasil penelitian, pada siklus I dapat berjalan dengan baik yang ditandai dengan adanya kenaikan tolak ukur keberhasilan, yaitu adanya pencapaian kenaikan hasil tes pada siklus I. Tetapi bila dibandingkan dengan standart nilai minimum yang disyaratkan peneliti yaitu 6,5 maka nilai prestasi belajar siswa masih belum memenuhi standar.
Alat peraga  adalah cara penyajian yang memberi kesempatan kepada peserta didik menemukan informasi dengan apa atau bantuan guru. Metode ini melibatkan proses-proses mental dalam rangka penemuannya. Dari pengertian tersebut, menunjukkan bahwa alat peraga tiga dimensi sangat tepat diterapkan pada pembelajaran matematika tentang pengukuran waktu karena alat peraga tiga dimensi merupakan metode pembelajaran yang menekankan aktifitas siswa menemukan sendiri konsep-konsep ilmu pengetahuan dengan cara melakukan percobaan.  Analisis data pada siklus II diperoleh rata-rata nilai kelompok adalah 56,11 perolehan ini sudah melebihi standar nilai yang ditetapkan yaitu 27,77%. dari 11 siswa yang dikenai PTK, 14 orang mengalami peningkatan dengan prosentase 91,07% dan masih terdapat 4 siswa yang tidak mengalami peningkatan dengan jumlah prosentase 88,88%.



BAB I

PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang Masalah

Keberhasilan dalam proses pembelajaran merupakan harapan semua guru pengajar di sekolah, karena proses pembelajaran yang tidak berhasil akan menghambat dan menganggu perencanaan pembelajaran yang telah dibuat secara periodik dan sistematis. Sedangkan pada mata pelajaran Matematika antara pokok bahasan yang satu dengan pokok bahasan yang lainnya saling berkaitan dan berkesinambungan, sehingga apabila satu pokok bahasan tidak dikuasai oleh siswa secara baik dan benar akan lebih membingungkan apabila dilanjutkan pada pokok bahasan yang lebih tinggi.
Untuk mensukseskan proses pembelajaran sebagaimana disebutkan di atas, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai sesuai dengan kebutuhan yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, salah satu diantaranya adalah alat peraga tiga dimensi. Dengan menggunakan alat peraga tiga dimensi akan membantu guru dalam mengefektifkan penyampaian materi pelajaran, sehingga materi yang disampaikan akan lebih mudah diterima siswa dan prestasi belajar yang diperoleh akan lebih maksimal, sehingga SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Minimal) yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

1
 
Akan tetapi kenyataan yang terjadi di SDN 077295 Baruzo Bobozioli Kecamatan Idanogawo tidaklah demikian, karena setelah diadakan evaluasi pembelajaran diperoleh hasil belajar siswa yang mencapai ketuntasan belajar lebih dari 70% hanya sebagian kecil saja. Selama proses pembelajaran siswa nampak diam. Sikap diam yang ditunjukkan oleh siswa, bukan karena mereka memahami materi yang disampaikan, karena setelah  diberi umpan balik sebagian besar tidak bisa menjawab dan menanggapi soal yang diberikan.

Dari kenyataan tersebut peneliti meminta supervisor 2 untuk ikut serta mengidentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi pada siswa      Kelas V di SDN 077295 Baruzo Bobozioli Kecamatan Idanogawo tersebut diatas.
1.      Identifikasi Masalah
·         Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
·         Banyak siswa yang tidak dapat melakukan operasi hitung bilangan bulat  melalui alat peraga
·         Kurangnya siswa dalam merespon materi pelajaran yang disampaikan
2.      Analisis Masalah
Faktor penyebab dari masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran adalah :
·         Pemahaman konsep belum dikuasai sepenuhnya oleh siswa
·         Kurangnya penggunaan contoh konkret dan alat peraga pada proses pembelajaran
·         Pembelajaran kurang menarik minat siswa.
3.      Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
·         Mendeskripsikan cara meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan tentang tanda waktu pada siswa Kelas V.
·         Memberikan gambaran tentang penggunaan alat peraga tiga dimensi dalam pembelajaran Matematika dengan pokok bahasan menuliskan dan menjelaskan tanda waktu untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V.

A.    Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, maka penulis merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1.      Apakah penggunaan alat peraga tiga dimensi jam dinding dapat meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan menuliskan tanda waktu melalui alat peraga pada siswa Kelas V SDN 077295 Baruzo Bobozioli Kecamatan Idanogawo ?
2.      Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan alat peraga tiga dimensi dalam pembelajaran matematika dengan pokok pembahasan menuliskan tanda waktu melalui alat peraga tiga dimensi untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 077295 Baruzo Bobozioli Kecamatan Idanogawo?

B.     Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Setiap penelitian selalu mempunyai tujuan, begitu juga pada penelitian tindakan kelas ini, yaitu :

1.      Untuk mendeskripsikan cara meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan menuliskan tanda waktu melalui alat peraga tiga dimensi pada siswa Kelas V.
2.      Memberikan gambaran tentang penggunaan alat peraga tiga dimensi dalam meningkatkan hasil belajar Matematika dengan pokok bahasan menuliskan tanda waktu melalui alat peraga tiga dimensi untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V SDN 077295 Baruzo Bobozioli Kecamatan Idanogawo.

C.    Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Dari hasil penelitian tindakan kelas ini penulis berharap dapat memberikan manfaat yang besar bagi semua pihak, baik bagi guru pengajar (peneliti), bagi siswa sekolah dasar, maupun bagi sekolah atau lembaga pendidikan lainnya.

1.      Bagi Guru
·            Membantu guru dalam memperbaiki pembelajaran Matematika di sekolah
·            Membantu guru dalam mengembangkan profesionalismenya
·            Dapat menimbulkan rasa percaya diri pada guru yang bersangkutan, karena dengan Penelitian Tindakan Kelas ini guru akan mengetahui letak kelemahan dan kelebihan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan dijadikan bekal untuk memperbaiki proses pembelajaran berikutnya
·            Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya ke arah yang lebih baik.
2.      Bagi Siswa
·            Meningkatkan kemampuan siswa dalam berhitung terutama dalam hal operasi hitung yang menuliskan tanda waktu melalui alat peraga tiga dimensi
·            Meningkatkan gairah belajar siswa sehingga hasil belajar yang dicapai lebih maksimal.
3.      Bagi Sekolah dan Dinas Pendidikan
Hasil penelitian tindakan kelas ini juga diharapkan, akan menjadi acuan bagi guru-guru yang lain dalam memperbaiki kesalahan-kesalahan dan kegagalan-kegagalan yang didapati dalam proses pembelajaran di sekolah sehingga penelitian ini akan bermanfaat bagi sekolah dan Dinas Pendidikan dalam hal perbaikan-perbaikan disegala sektor, baik dalam hal mengantisipasi apabila terjadi persoalan dalam hal belajar anak didik, perbaikan kesalahan konsep, maupun penanggulangan berbagai kesulitan mengajar yang dialami guru.
A.  Pengertian Hasil Belajar
Pengertian Hasil belajar ditinjau dari asal katanya adalah hasil dan belajar. Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, hasil adalah “sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan) oleh usaha” (W.J.S. Poerwadarminta, 1984:348), sedangkan belajar Menurut Whiterington (1991: 233) dalam bukunya psikologi pendidikan mengatakan:“Belajar adalah perubahan dalam kepribadian yang menyatakan diri sehingga pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.” Dengan demikian yang dimaksud dengan hasil belajar adalah suatu perubahan yang disebabkan oleh adanya usaha yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya, baik berupa prilaku, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan yang dialami oleh siswa.
Sementara itu, Bloom dkk dalam Suprayekti berpendapat tentang hasil belajar, yaitu : “Perubahan-perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar, mencakup ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik”(Suprayekti, 2003:4).
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku atau tingkah laku dari seseorang yang disebabkan oleh adanya interaksi dengan lingkungannya (pengalaman), baik yang berupa pengetahuan (kognitif), keterampilan motorik (psikomotorik), maupun penguasaan nilai-nilai /sikap (afektif).


5
 
Besar kecilnya hasil belajar yang diperoleh siswa, sangat ditentukan oleh sukses tidaknya kegiatan pembelajaran di kelas. Sehingga secara tidak langsung unsur-unsur yang mempengaruhi kegiatan pembelajaran juga mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa.
Udin S. Winataputra, dkk., berpendapat bahwa “pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari komponen atau unsur : Tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru” (2005:2.12). Sementara itu Suprayekti berpendapat bahwa “Beberapa faktor yang mempengaruhi interaksi belajar, yaitu faktor Guru, Faktor siswa, faktor kurikulum, dan faktor lingkungan” (Suprayekti, 2003:10)
Dari kedua pendapat diatas, dapat ditegaskan kembali bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah Guru, Siswa, Strategi Belajar mengajar, dan lingkungan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
1.   Faktor Guru
Guru sangat mempengaruhi hasil belajar, sebab guru adalah merupakan ujung tombak yang berhadapan secara langsung dengan siswa dalam pencapaian tujuan pendidikan dan target kurikulum yang telah ditetapkan sebelumnya. Tentunya dalam hal ini yang sangat menentukan adalah kemampuan guru dalam pengelolaan  pembelajaran untuk mengarahkan siswanya mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Dengan kata lain profesionalisme guru merupakan faktor utama dalam pencapaian hasil belajar siswa secara optimal atau tidak.

      2.   Faktor Siswa
Faktor siswa juga dapat menentukan pencapaian hasil belajar, sebab siswa merupakan objek langsung yang akan diukur apakah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mendapat hasil yang optimal atau tidak. Siswa yang rajin akan mendapatkan hasil belajar yang optimal, begitu juga sebaliknya siswa yang malas akan mendapatkan hasil belajar yang mengecewakan.
Selain dari pada itu faktor siswa yang harus diperhatikan adalah karakteristik siswa, baik karakteristik umum maupun karakteristik khusus. Karakteristik umum yang harus diperhatikan adalah usia siswa yang belajar. Menurut SuprayektiDengan usia-usia tertentu mempunyai ciri-ciri tertentu pula, sehingga guru dapat menganalisis kemampuan awal, pengalaman, tingkat kemahiran bahasa, latar belakang sosial ekonomis dan budaya sesuai dengan karakternya.(Suprayekti, 2003:15). 

      3.   Faktor Strategi Belajar mengajar
Persiapan sebelum mengajar sangat penting dilakukan oleh guru, sebab apabila persiapan mengajar telah dibuat, penyampaian materi akan terarah sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam persiapan tersebut, baik dalam hal tujuan yang akan dicapai, penerapan metode yang akan digunakan, sampai pada alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa.

      4.   Faktor Lingkungan.
Lingkungan di dalam interaksi belajar mengajar merupakan konteks terjadinya pengalaman belajar, baik yang berupa lingkungan fisik (kelas, laboratorium, menuliskan tanda waktu melalui alat peraga tiga dimensi, situasi fisik yang ada di sekitar kelas – sekolah) dan lingkungan non fisik (cahaya, ventilasi, suasana belajar, musik latar).

B.  Kajian Tentang Pembelajaran Matematika
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori, menentukan hubungan antara  satuan waktu, antar satuan panjang, dan satuan berat dan matematika diskrit.  Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.(Mulyasa, 2007:111). Maka dari itulah mempelajari matematika merupakan suatu keharusan bagi mereka yang berkembang dan menempuh masa depan yang yang lebih baik.
Pembelajaran matematika diberikan selangkah-demi selangkah, dari konsep dasar sampai pada konsep yang lebih tinggi. Hal ini diperlukan kemampuan dan keterampilan guru dalam memilah-milah materi yang disampaikan pada pesertadidik. Dengan demikian mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Adapun tujuan dari pembelajaran matematika di sekolah dasar  berdasarkan rambu-rambu pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (2007: 29) adalah sebagai berikut.
1.       Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
2.       Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan  matematika
3.       Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
4.       Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5.       Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

CMateri Tanda Waktu
      Tanda waktu 12 jam melibatkan keterangan pagi, siang, sore atau malam. Contohnya pukul 06.00 pagi, pukul 12.00 siang, pukul 05.00 sore, pukul 12.00 malam. Untuk membaca jam, perhatikan jarum jamnya. Pada jam analog ada tiga buah jarum jam yaitu jarum penunjuk jam (jarum pendek), jarum penunjuk menit (jarum panjang), dan jarum penunjuk detik.
-     Jika jarum panjang menunjuk angka 12, jam menunjukkan angka tepat.
-     Jika jarum jam menunjukkan angka selain 12, angka yang ditunjukkan dikali dengan 5 yang merupakan menit kelebihannya


Gambar 2.1 Pembagian Waktu

                  Satu hari ada 24 jam. Jika menggunakan notasi 24 jam maka tidak perlu lagi menggunakan keterangan waktu pagi, siang, sore, atau malam. 
      Contohnya:
1.   Pukul satu siang maka ditulis 13.00 
      2.   Pukul tiga sore ditulis 15.00 
      3.   Pukul sembilan malam ditulis 21.00 
      4.   Pukul dua belas malam ditulis 24.00 
      5.   Pukul sepuluh malam ditulis 22.00
      Hubungan jam, menit, dan detik 

      1 hari         = 24 jam
1 jam   
     = 60 menit 
      1 menit      = 60 detik 
      1 jam         = 3.600 detik
                  Menjumlahkan dan mengurangkan tanda waktu harus sesuai dengan tanda waktu yang akan di hitung misalnya angka yang menunjukan jam dioperasikan dengan jam pula, begitu pula dengan menit dan detik.

D.  Kajian Tentang Alat Peraga Tiga Dimensi
1.   Pengertian alat peraga
                  Dalam pembelajaran modern kita harus berusaha agar anak-anak itu lebih mengerti dalam mengikuti pelajaran dengan gembira, sehingga minatnya terhadap belajar akan lebih besar. Anak-anak akan lebih besar minatnya bila pelajaran itu disajikan dengan baik dan menarik. Dengan dipergunakannya alat peraga, maka anak-anak diharapkan akan termotivasi dalam belajar.

                  Di samping itu tidak sedikit anak-anak yang pemahamannya kurang. Ini dapat disadari, sebab selain daripada bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh anak-anak, secara gradual kemampuan belajar melalui telinga, mata dan gerak itu berbeda-beda. Dengan alat peraga, akan sangat membantu anak-anak yang pemahamannya kurang (tanpa benda real) dan belajar melalui telinganya kurang. Mereka yang demikian itu akan lebih berhasil belajarnya bila melalui gambar dan benda-benda real (alat peraga).

                  Sangat penting dengan adanya hubungan antara pengajaran itu sendiri dengan benda-benda yang ada di sekelilingnya atau hubungan antara ilmu-ilmu (topik-topik) yang telah dipelajarinya dengan masyarakat. Anak-anak dalam kegiatan belajarnya perlu dibawa ke alam sekitarnya, mengadakan penyelidikan, mengumpulkan, mencatat, dan mengolah data yang didapat.
     
      Banyak pendapat yang mengemukakan arti alat peraga, diantaranya yaitu :
      1.   Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkret. ( Kokom Komalasari, 2015:112)
      2.   Alat peraga merupakan benda real, gambar atau diagram (Antonius C Prihandoko, 2008: 18)
      3.   Alat peraga adalah media pengajaran yang mengandung atau membawakan konsep-konsep yang dipelajari. (Pujiati, 2004:3)
      4.   Alat peraga adalah media pengajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. (Elly Estiningsih dalam Pujiati: 1994)
      5.   Alat peraga adalah “alat-alat yang dipergunakan oleh guru ketika mengajar untuk memperjelas materi pelajaran dan mencegah terjadinya verbalisme pada siswa”. (Ruseffendi, 1992:229)
            Dengan alat peraga tersebut, siswa dapat melihat langsung bagaimana keteraturan serta pola yang terdapat dalam benda yang diperhatikannya. Maka dari beberapa pendapat di atas bahasa dalam penyampaian pengajaran melalui alat peraga, siswa mendapat kesempatan untuk melihat secara langsung yang terdapat pada benda atau objek yang dipelajari.
      Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga matematika adalah alat atau fasilitas yang dipakai atau digunakan untuk pemahaman siswa tentang matematika.

      2.   Nilai dan manfaat penggunaan alat peraga
      Nana Sudjana (2002: 100) menyatakan ada beberapa nilai dan manfaat penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar, antara lain :
1)   dengan peragaan dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berfikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya verbalisme.
2) dengan peragaan dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar.
3) dengan peragaan dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap.
4)   memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa.
5)   menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan
6)   membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya kemampuan berbahasa.
7)   memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna.
      Uzer Usman (2006: 31-32) menyatakan alat peraga atau audiovisual aids menurut Encyclopedia of Educational Research memiliki nilai sebagai berikut.
1)   Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir. Oleh karena itu mengurangi verbalisme (tahu istilah tetapi tidak tahu arti, tahu nama tetapi tidak tahu bendanya).
2)   Memperbesar perhatian siswa.
3)   Membuat pelajaran lebih menetap atau tidak mudah dilupakan.
4)   Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan para siswa.
5)   Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu.
6)   Membantu tumbuhnya pengertian dan membantu perkembangan kemampuan berbahasa.

     3.    Keuntungan dan Kegagalan Penggunaan Alat Peraga
Dalam suatu metode pasti ada keuntungannya dan ada pula kelemahannya, di bawah ini akan diuraikan sisi keuntungan dan kerugiannya menggunakan alat peraga dalam pembelajaran.
     1)    Keuntungan:
·            Pengalaman langsung
·            Membangkitkan minat siswa untuk menyelidiki
·            Melatih seni hidup bersama
·            Menciptakan kepribadian bagi guru maupun siswa
·            Membuat siswa menjadi aktif
·            Merangsang siswa untuk kreatif
2)   Kegagalan penggunaan alat peraga
        Menurut Ruseffendi (dalam Pujiati, 2004) penggunaan alat peraga tidak selamanya membuahkan hasil belajar yang lebih meningkat, lebih menarik dan sebagainya, adakalanya menyebabkan hal yang sebaliknya, yaitu menyebabkan kegagalan peserta didik dalam belajar. Kegagalan itu akan tampak bila :
·            Generalisasi konsep abstrak dari reprentasi hal-hal yang kongkrit tidak tercapai
·            Alat peraga yang digunakan hanya sekedar sajian yang tidak memiliki nilai-nilai yang tidak menunjang konsep-konsep dalam matematika
·            Tidak disajikan pada saat yang tepat
·            memboroskan waktu
·            Diberikan pada anak yang sebenarnya tidak memerlukannya, dan
·            Tidak menarik dan mempersulit konsep yang dipelajari.
4. Alat peraga tiga dimensi
Media pembelajaran tiga dimensi, yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai dimensi panjang, lebar, dan tinggi/tebal. Alat peraga tiga dimensi juga dapat diartikan sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensi. Kelompok alat peraga ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya.
Benda asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana benda asli itu  berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda itu berada, maka benda tiruannya dikenal dengan sebutan replika, model, dan benda tiruan.
Karakteristik pembelajaran alat peraga tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok alat peraga ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya. Benda asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana benda asli itu berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda itu berada, maka benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif, seperti contoh berikut,

5.   Pemilihan alat peraga
William Burton (Uzer Usman, 2006: 32), memberikan petunjuk bahwa dalam memilih alat peraga yang akan digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal berikut.
1)   Alat-alat yang dipilih harus sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa serta perbedaan individual dalam kelompok.
2)   Alat yang dipilih harus tepat, memadai, dan mudah digunakan.
3)   Harus direncanakan dengan teliti dan diperiksa lebih dahulu.
4)   Penggunaan alat peraga disertai kelanjutannya seperti dengan diskusi, analisis, dan evaluasi.
5)   Sesuai dengan batas kemampuan biaya.

6.   Penerapan alat peraga dalam pengajaran
Dalam menggunakan alat peraga hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan alat peraga tersebut dapat mencapai hasil yang baik. Nana Sudjana (2002: 104-105) menyatakan beberapa prinsip penggunaan alat peraga adalah sebagai berikut.
1)   Menentukan jenis alat peraga dengan tepat, artinya sebaiknya guru memilih terlebih dahulu alat peraga manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang hendak diajarkan.
2)   Menetapkan atau memperhitungkan subyek dengan tepat, artinya perlu diperhitungkan apakah penggunaan alat peraga itu sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan anak didik.
3)   Menyajikan alat peraga dengan tepat, artinya teknik dan metode penggunaan alat peraga dalam pengajaran haruslah disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu, dan sarana yang ada.
4)   Menempatkan atau memperlihatkan alat peraga pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat. Artinya kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar alat peraga digunakan. Tentu tidak setiap saat atau selama proses mengajar terus menerus memperlihatkan atau menjelaskan sesuatu dengan alat peraga.

      Selanjutnya Kenneth H. Hoover (User Usman, 2006: 32-33)
menyatakan beberapa prinsip penggunaan alat peraga antara lain.
1)   Tidak ada alat yang dapat dianggap paling baik.
2)   Alat-alat tertentu lebih tepat daripada yang lain berdasarkan jenis pengertian atau dalam hubungannya dengan tujuan.
3)   Audiovisual dan sumber-sumber yang digunakan merupakan bagian integral dari pengajaran.
4)   Perlu diadakan persiapan yang saksama oleh guru dan siswa mengenai alat audiovisual.
5)   Siswa menyadari tujuan alat audiovisual dan merespon data yang diberikan.
6)   Perlu diadakan kegiatan lanjutan.
7)   Alat audiovisual dan sumber-sumber yang digunakan untuk menambah kemampuan komunikasi memungkinkan belajar lebih karena adanya hubungan-hubungan.

Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh guru dalam menggunakan alat peraga adalah sebagai berikut .
1)   Menetapkan tujuan mengajar dengan menggunakan alat peraga, yaitu guru merumuskan tujuan yang akan dicapai.
2)   Persiapan guru, yaitu guru memilih dan menetapkan alat peraga yang tepat untuk mencapai tujuan.
3)   Persiapan kelas, yaitu siswa harus mempunyai persiapan sebelum mereka menerima pelajaran dengan menggunakan alat peraga.
4)   Langkah penyajian pelajaran dengan peragaan. Guru harus memperhatikan bahwa tujuan utama adalah pencapaian tujuan mengajar dengan baik, sedangkan alat peraga hanya sekedar alat bantu bukan sebagai tujuan.
5)   Langkah kegiatan belajar. Guru dan siswa melakukan kegiatan belajar dengan menggunakan alat peraga
6)   Langkah evaluasi pelajaran dan keperagaan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan itu tercapai, dan sejauh mana pengaruh alat peraga dapat menunjang proses belajar (Nana Sudjana, 2002: 105-106)

      Sedangkan menurut Rina Dyah Rahmawati, dkk, (2006: 2-3) langkah-langkah penggunaan alat peraga antara lain.
1)   Mempelajari.
2)   Mengidentifikasi kemampuan-kemampuan yang hendak dikembangkan.
3)   Menentukan kedalaman dan keluasan materi.
4)   Menetapkan strategi belajar mengajar yang efektif.
5)   Menentukan jumlah dan jenis alat peraga dalam KBM.
6)   Persiapan mengajar
      Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan mencoba alat yang dibuat, mempersiapkan jumlah dan jenis alat peraga serta menetapkan cara pengorganisasian kelas.
7)   Melaksanakan KBM


BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.    Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian
1.      Subjek
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 077295 Baruzo Bobozioli Kecamatan Idanogawo Kabupaten Nias. Sekolah ini terletak di Desa Baruzo Bobozioli yang sebagian besar masyarakatnya adalah petani. PTK ini dilaksanakan pada kelas V dengan jumlah responden 18 siswa.
2.      Tempat
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 077295 Baruzo Bobozioli. Sekolah ini terletak di Desa Baruzo Bobozioli Kecamatan Idanogawo Kabupaten Nias.
3.      Waktu Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2016/2017. Dalam pengambilan data penelitian diambil dalam dua siklus, yaitu :
-          Pada tanggal 24 Oktober 2016 merupakan pelaksanaan penelitian siklus pertama
-          Pada tanggal 31 Oktober 2016 merupakan pelaksanaan siklus kedua.
4.   Pihak yang Membantu
       Penelitian ini dilaksanakan dengan bantuan dari berbagai pihak yang mendukung jalannya penelitian, yaitu :

17
 
a.   Drs. Edi Azwar Nasution, M.Si Sebagai Bapak Tutor / Supervisor I sekaligus pembimbing dalam penyusunan pembuatan tugas Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP/ PDGK 4501);
b.   Rosdiana Waruwu, S.Pd Selaku Ibu Kepala Sekolah yang telah memberikan izin dan membantu terlaksananya PKP di SDN 077295 Baruzo Bobozioli Kec. Idanogawo;
c.   Yanuari Telaumbanua, S.Pd Sebagai teman sejawat yang telah membantu dalam hal pengamat, teman diskusi, membantu dalam mengumpulkan data dan menganalisis masalah;
d.   Siswa kelas V Sebagai subyek penelitian dalam penelitian ini, yaitu siswa kelas V SDN 077295 Baruzo Bobozioli Kec. Idanogawo.
      

B.     Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas ini melalui beberapa tahapan penelitian, yaitu tahap Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan dan tahap Refleksi.
1.      Perencanaan
Perencanaan penelitian tindakan kelas ini diawali dengan membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP). Sesuai dengan judul penelitian yaitu  “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pengukuran Waktu Melalaui Alat Peraga Tiga Dimensi di Kelas V SDN 077295 Baruzo Bobozioli Kecamatan Idanogawo Tahun Pelajaran 2016/2017”.
Pelaksanaan penelitian rencananya akan dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I rencananya dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2016, dan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2016.
2.  Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan skenario yang ada pada Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat pada perencanaan di atas, baik pada siklus I maupun pada siklus II.


3.  Pengamatan
Agar hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan peneliti meminta supervisor 2 (guru pengajar) di SDN 077295 Baruzo Bobozioli untuk mengadakan pengamatan dan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran yang peneliti lakukan.
Pada tahap pengamatan ini peneliti menggunakan beberapa instrumen berupa lembar observasi dan lembar evaluasi yang telah dipersiapkan sebelumnya.
4.   Refleksi
Pada tahapan refleksi ini peneliti mengadakan pengkajian bersama dengan supervisor 2 terhadap hasil pengamatan yang telah dilakukan. Dan hasil dari refleksi inilah yang nantinya akan digunakan sebagai rujukan pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus selanjutnya.
 
Prosedur Penelitian Per Siklus

Siklus I
1.      Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan disiapkan beberapa instrumen penelitian yang akan digunakan dalam kegiatan perbaikan pembelajaran, yaitu : Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) pada pokok bahasan menuliskan tanda waktu melalui alat peraga tiga dimensi. Pada Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) ini indikator yang ingin dicapai adalah siswa dapat  Menggunakan dan menentukan tanda waktu melalui alat peraga tiga dimensi.
Selain dari RPP tersebut di atas, juga perlu dipersiapkan Lembar Observasi sebagai instrumen untuk mencatat semua peristiwa-peristiwa yang terjadi pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Dan tidak kalah pentingnya untuk dipersiapkan adalah Lembar Soal untuk mengukur daya serap siswa dalam pembelajaran.
2.      Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus I ini peneliti menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dipaparkan panjang lebar dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP).
Selain itu, pada tahap pelaksanaan juga dilaksanakan tes formatif untuk mengukur daya serap siswa dalam pembelajaran. Dan diakhiri dengan menutup pembelajaran siklus I
3.      Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh supervisor 2 terhadap pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan peneliti. Pada tahap ini semua kegiatan dan aktivitas guru dan siswa akan terekam sedetil mungkin sesuai dengan instrumen-instrumen yang telah dipersiapkan sebelumnya.
4.      Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap hasil pengamatan yang telah dilaksanakan oleh supervisor 2, baik tentang aktivitas peneliti dalam proses pembelajaran maupun aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hasil refleksi ini akan dijadikan rujukan bagi peneliti dalam perbaikan pada pelaksanaan siklus berikutnya.

Siklus II
1.      Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan disiapkan beberapa instrumen penelitian yang akan dipergunakan dalam kegiatan perbaikan pembelajaran, yaitu : Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) pada pokok bahasan menuliskan tanda waktu melalui alat peraga tiga dimensi. Pada Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) ini indikator yang ingin dicapai adalah : Siswa dapat  Menggunakan dan menentukan tanda waktu melalui alat peraga tiga dimensi.
Selain dari RPP tersebut di atas, juga perlu dipersiapkan Lembar Observasi sebagai instrumen untuk mencatat semua peristiwa-peristiwa  yang terjadi pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Dan tidak kalah pentingnya untuk dipersiapkan adalah Lembar Soal untuk mengukur daya serap siswa dalam pembelajaran.
2.      Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus II ini peneliti menggunakan metode Tanya jawab dan Demonstrasi. Dengan mengunakan alat peraga tiga dimensi yang telah dipersiapkan berupa jam dinding sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dipaparkan panjang lebar dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP).
Selain itu, pada tahap pelaksanaan juga dilaksanakan tes formatif untuk mengukur daya serap siswa dalam pembelajaran. Dan diakhiri dengan menutup pembelajaran siklus II
3.      Tahap Pengamatan
Pada tahap ini supervisor 2 melakukan pengamatan, yaitu mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran berdasarkan instrumen-instrumen yang telah dipersiapkan, baik mengenai kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti maupun aktivitas pembelajaran siswa.
4.      Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap hasil pengamatan yang telah dilaksanakan oleh supervisor 2, baik tentang aktivitas peneliti dalam proses pembelajaran maupun aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hasil refleksi inilah nantinya dijadikan rujukan bagi peneliti apakah perlu melakukan perbaikan pada siklus berikutnya atau tidak.

C. Teknik Analisis Data
Pada tahap ini peneliti bersama supervisor 2 melakukan pengumpulan data, proses dan hasil belajar untuk selanjutnya diolah, dianalisis, dan diinterpretasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah:
a.    Soal tes hasil belajar
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebagai patokan untuk mengukur kemampuan siswa dan ketuntasan belajar siswa dalam menguasai materi menuliskan tanda waktu melalui alat peraga tiga dimensi. Instrumen ini dibuat oleh peneliti sendiri kemudian dikonsultasikan kepada supervisor/pengamat  yang bersangkutan, soal tes terdiri atas 5 soal uraian. Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran. Tes ini dilakukan di akhir pembelajaran.
b.    Angket Observasi Pengelolaan Pembelajaran
Instrumen ini digunakan untuk mengukur kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan tanda waktu. Angket ini diisi oleh supervisor 2 dan dilakukan pada waktu proses belajar mengajar berlangsung. Aspek-aspek yang diobservasi adalah tingkat kejelasan, ketepatan, relevansi, dan media gambar yang digunakan.
c.    Angket respon siswa
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui pendapat dan komentar siswa terhadap pembelajaran menggunakan alat peraga tiga dimensi pengukuran waktu. Angket ini diberikan setelah pembelajaran selesai.
             Untuk mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar siswa melalui penggunaan alat peraga tiga dimensi pengukuran pada pelajaran Matematika, peneliti menggunakan analisis data deskriptif kualitatif, yaitu analisis data yang sesuai dengan peristiwa yang terjadi melalui gambaran-gambaran nyata tentang peristiwa tersebut. Adapun beberapa analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui daya serap siswa terhadap pembelajaran, digunakan rumus berikut:
Nilai =   x 100%.............. (Depdiknas, 2004:112)
2.      Untuk mengetahui ketuntasan kelas digunakan rumus berikut:
  Ketuntasan kelas  =  x 100%
3.      Siswa dikatakan tuntas apabila mempunyai nilai lebih dari 65 (SKM 65).
  (Depdiknas, 2004:112)



  
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


A.    Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1.      Siklus I
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas didasarkan pada RPP yang telah dibuat sebelumnya, pada RPP siklus I masih menggunakan RPP yang sering digunakan yaitu :
a.      Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti mengatur strategi yang akan dilakukan pada tahap pelaksanaan, mulai dari pembagian waktu pada setiap langkah-langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran, mempersiapkan beberapa soal, mempersipkan lembar observasi, dan lembar evaluasi.
a.      Tahap Pelaksanaan
Kegiatan awal :
1.      Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dibuka dengan salam, dilanjutkan dengan berdoa bersama-sama yang dipimpin oleh ketua kelas.
2.      Setelah itu memberikan apersepsi
3.      Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran

Kegiatan Inti :
1.      Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab guru menjelaskan penggunaan  tanda waktu melalui alat peraga tiga dimensi.
2.      Siswa disuruh mengerjakan soal secara bergantian di papan tulis
3.     

23
 
Guru memberi kesempatan bertanya pada siswa
4.      Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan sendiri materi yang telah dipelajari
Kegiatan Akhir
1.      Guru membagikan lembar evaluasi untuk dikerjakan
2.      Memberi PR pada siswa di buku paket
3.      Menutup Siklus I
b.      Tahap Pengamatan
Adapun hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran dapat dipaparkan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I

No
Aspek Yang Dinilai
Skor Penilaian
Kriteria
1
2
3
4
1
Siswa termotivasi untuk menggunakan kemampuan berfikirnya .
 



 Tidak baik
2
Keterampilan dalam berhitung
 √



 Kurang baik
3
Siswa belajar dalam keadaan senang dan gembira
 



 Tidak baik
4
terjadi interaksi siswa dengan siswa

√ 


 Kurang baik
5
Terjadi interaksi siswa dengan guru
 



 Tidak baik
6
Siswa berani untuk bertanya dan mengemukakan pendapat dan presentasi

√ 


 Kurang baik
7
Kerja sama siswa dalam kelas atau kelompok
 



Tidak baik
8
Siswa melaksanakan refleksi
 √



 Tidak baik
JUMLAH
10 

Persentase
31,25 % 


            ==


Tabel 4.2

Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I
No
Aspek Yang Dinilai

Skor Penilaian

Kriteria
1
2
3
4
1
membuka pelajaran



Kurang baik
2
Melakukan Apersepsi



Tidak baik
3
Penyampaian Tujuan Pembelajaran



Tidak baik
4
Memotivasi siswa dalam pembelajaran



Tidak baik
5
Penggunaan alat peraga tiga dimensi



Cukup Baik
6
Penggunaan Metode dan Teknik Pembelajaran



Tidak baik
7
Penguasaan Kelas Pembelajaran



Tidak baik
8
Memberi kesempatan bertanya dan tanggapan pada siswa



Kurang baik
9
Penguasaan Materi



Kurang baik
10
Membimbing siswa membuat rangkuman



Tidak baik
11
Memberikan Evaluasi



Tidak baik
12
Interaksi Guru dengan Siswa



Kurang baik
13
Pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu



Kurang baik
14
KBM sesuai dengan skenario dan silabus



Kurang baik
JUMLAH
8+12 = 20

Persentase
35,71 %


==


Tabel 4.3

Hasil Test Akhir Matematika Siklus I

NO

NAMA SISWA

HASIL TES

KET

1
Arismansyah Mendrofa
60
TT
2
Dasar Aldonius Zai
65
T
3
Epo Mayasari Zai
40
TT
4
Kalvin Budinasokhi Bawamenewi
55
TT
5
Sudirman Lafau
60
TT
6
Aperwati Zebua
70
T
7
Firman Jaya Telambanua
60
TT
8
Titus Tuniaro Gulo
50
TT
9
Will Bertha Laoli
40
TT
10
Yulenta Aryani Zai
70
T
11
April Setiawan Zai
60
TT
12
Yasara Hulu
50
TT
13
Alexman Sidabutar
50
TT
14
Aman Rizki Nazara
65
T
15
Angela Olivia Sinaga
60
TT
16
Betris Danuarta Waruwu
50
TT
17
Darniwati Gori
65
T
18
Dodi Sofyan Dakhi
40
TT

JUMLAH
1.010

Ket.     T          = Tuntas

      TT        = Tidak Tuntas

SKM                                 =  65

Jumlah siswa Tuntas         =  5 Siswa

Rata-rata Kelas                 =56,11

Persentase Ketuntasan      = 27,77 %


c.       Tahap Refleksi
Dari hasil pengamatan oleh supervisor 2 pada siklus I, diketahui bahwa pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru masih sangat rendah karena aktivitas guru dalam pembelajaran adalah 35,71   %, sedangkan aktivitas siswa 31,25% dan daya serap siswa juga rendah yaitu dengan persentase ketuntasan hanya 27,77%, Semua itu disebabkan oleh keaktifan siswa sangat kurang, dan metode pembelajaran yang dipakai tidak mampu mengaktifkan siswa.

2.      Siklus II
a.      Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II ini, peneliti mengubah strategi pembelajaran yaitu dengan menggunakan alat peraga tiga dimensi dalam kegiatan perbaikan pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk lebih mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Sedangkan yang lainnya sama dengan siklus I yaitu : mempersiapkan alat peraga tiga dimensi,  mempersiapkan lembar observasi, dan lembar evaluasi.

b.      Tahap Pelaksanaan
Kegiatan awal :
1.      Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dibuka dengan salam, dilanjutkan dengan berdoa bersama-sama yang dipimpin oleh ketua kelas.
2.      Memberikan apersepsi
3.      Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran



Kegiatan Inti
1.      Dengan menggunakan alat peraga tiga dimensi berupa jam dinding guru menjelaskan penggunaan tanda waktu melalui alat peraga tiga dimensi
2.      Kelas dibentuk ke dalam 4 kelompok
3.      Tiap kelompok diberi tugas untuk mengamati alat peraga tiga dimensi berupa jam dinding kemudian mengerjakan tugas LKS.
4.      Memantau pelaksanaan kerja kelompok dan menfasilitasi jika ditemukan kesulitan.
5.      Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
6.      Mengarahkan siswa untuk memberikan kesimpulan sendiri.

Kegiatan Akhir
1.      Guru membagikan lembar evaluasi untuk dikerjakan
2.      Memberi PR pada siswa di buku paket
3.      Menutup Siklus II

c.  Tahap Pengamatan
Dari  Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus II diperoleh data berikut :




Tabel 4.4

Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II


No
Aspek Yang Dinilai
Skor Penilaian
Kriteria
1
2
3
4
1
Siswa termotivasi untuk menggunakan kemampuan berpikirnya .



Cukup baik
2
Keterampilan dalam berhitung



Cukup baik
3
Siswa belajar dalam keadaan senang dan gembira



Baik
4
terjadi interaksi siswa dengan siswa



Baik
5
Terjadi interaksi siswa dengan guru



Baik
6
Siswa berani untuk bertanya dan mengemukakan pendapat dan presentasi



Cukup baik
7
Kerja sama siswa dalam kelas atau kelompok



Baik
8
siswa melaksanakan refleksi



Baik
JUMLAH
9+20=29

Persentase
90,62 %% 






Tabel 4.5

Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II

No
Aspek Yang Dinilai

Skor Penilaian

Kriteria
1
2
3
4
1
membuka pelajaran



baik
2
Melakukan Apersepsi



Baik
3
Penyampaian Tujuan Pembelajaran



Baik
4
Memotivasi siswa dalam pembelajaran



Baik
5
Penggunaan alat peraga tiga dimensi



Baik
6
Penggunaan Metode &Teknik Pembelajaran



Baik
7
Penguasaan Kelas Pembelajaran



Cukup baik
8
Memberi kesempatan bertanya dan tanggapan pada siswa



Baik
9
Penguasaan Materi



Baik
10
Membimbing siswa membuat rangkuman



Cukup baik
11
Memberikan Evaluasi



Cukup baik
12
Interaksi Guru dengan Siswa



baik
13
Pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu



baik
14
KBM sesuai dengan skenario dan silabus



baik
JUMLAH
15+36 = 51

Persentase
91,07 %


 




Tabel 4.6

Hasil Test Akhir Matematika Siklus II


NO

NAMA SISWA

HASIL TES

KET

1
Arismansyah Mendrofa
75
T
2
Dasar Aldonius Zai
85
T
3
Epo Mayasari Zai
70
T
4
Kalvin Budinasokhi Bawamenewi
75
T
5
Sudirman Lafau
60
TT
6
Aperwati Zebua
90
T
7
Firman Jaya Telambanua
85
T
8
Titus Tuniaro Gulo
70
T
9
Will Bertha Laoli
85
T
10
Yulenta Aryani Zai
75
T
11
April Setiawan Zai
70
T
12
Yasara Hulu
85
T
13
Alexman Sidabutar
60
TT
14
Aman Rizki Nazara
70
T
15
Angela Olivia Sinaga
80
T
16
Betris Danuarta Waruwu
70
T
17
Darniwati Gori
80
T
18
Dodi Sofyan Dakhi
85
T

JUMLAH
1.370

Ket.     T          = Tuntas

                        TT        = Tidak Tuntas

SKM                                 =  65

Junlah siswa Tuntas          =  16 Siswa

Rata-rata Kelas               = 76,11

Prosestase Ketuntasan      = 88,88 %

d.  Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan oleh supervisor 2, pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan Siklus I, baik dalam hal Aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran, maupun dalam hal ketuntasan belajarnya.

B.  Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Adapun pembahasan dari setiap siklus berdasarkan pada hasil pengamatan tersebut diatas adalah sebagai berikut :
1.      Aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran terjadi kenaikan yang cukup memuaskan, yaitu pada siklus I aktivitas siswa hanya 31,25 % dan aktivitas guru hanya 35,71%. Sedangkan pada siklus II aktivitas siswa mengalami kenaikan yaitu 90,62% dan aktivitas guru 91,07 %. Adapun perbandingan antara siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada grafik berikut:
2.      Begitu juga pada hasil belajar siswa dan ketuntasan belajar siswa terjadi kenaikan yang signifikan, dimana pada siklus I nilai rata-rata pembelajaran 56,11 dengan ketuntasan belajar secara klasikal 27,77 %. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata pembelajaran mencapai 76,11 dengan ketuntasan belajar siswa 88,88 %.

Dengan adanya kenaikan hasil belajar dan ketuntasan belajar yang sangat fantastis tersebut, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan alat peraga tiga dimensi pada pembelajaran Matematika pada pokok bahasan menuliskan tanda waktu melalui alat peraga tiga dimensi di Kelas V SDN 077295 Baruzo Bobozioli Kecamatan Idanogawo sangat membantu.













 

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT


A.  Simpulan
Berdasarkan pemaparan data pada hasil penelitian diatas, dan didasarkan pada rumusan permasalahan yang ada akhirnya peneliti menyimpulkan bahwa:
1.      Untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran guru harus bisa memanfaatkan alat peraga tiga dimensi dalam proses pembelajaran, karena dengan alat peraga tiga dimensi siswa lebih terangsang dan termotivasi untuk ikut serta dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dibuktikan dengan penggunaan alat peraga tiga dimensi pada pembelajaran Matematika siklus II terjadi kenaikan yang signifikan dibandingkan dengan pembelajaran siklus I yang tidak menggunakan alat peraga tiga dimensi, yaitu pada siklus I aktivitas siswa hanya 31,25% dan aktivitas guru 35,71%. Sedangkan pada siklus II aktivitas siswa mencapai 90,62% dan aktivitas guru 91,07%
2.      Dengan adanya kenaikan aktivitas siswa akan berdampak pada kenaikan hasil belajar siswa dan ketuntasan belajar siswa, hal ini dapat dilihat dengan adanya kenaikan hasil belajar dan ketuntasan belajar pada siklus II, yaitu pada siklus I hasil belajar (nilai rata-rata) yang dicapai siswa Kelas V SDN 077295 Baruzo Bobozioli mencapai 56,11 dengan ketuntasan belajar secara klasikal 27,77%. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata pembelajaran mencapai 76,11 dengan ketuntasan belajar siswa 88,88%.

 
 

B.     Saran Tindak Lanjut
Adapun saran-saran yang dapat peneliti sampaikan dari hasil penelitian tindakan kelas di atas adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengatasi persoalan daya serap siswa pada kegiatan belajar mengajar di sekolah, alangkah baiknya kalau guru pengajar di sekolah tersebut mengadakan penelitian tindakan kelas, agar diketahui dimana letak persoalan dari kegagalan yang dihadapi, dan dapat diketahui format pembelajaran yang sesuai dengan karakter anak didik yang sedang dihadapi
2.      Mengingat pentingnya penggunaan alat peraga tiga dimensi dan latihan soal dalam pembelajaran aktif, diharapkan setiap guru mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang cukup mengenai metode yang digunakan dalam pembelajaran agar apa yang dilakukan tepat sasaran dan berdaya guna
3.      Mengingat pentingnya penggunaan alat peraga tiga dimensi dalam proses pembelajaran, hendaknya instansi terkait memperhatikan dan meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran, dengan diadakannya workshop metode pembelajaran secara intensif.




DAFTAR PUSTAKA

Antonius Cahya Prihandoko, (2006). Memahami Konsep Matematika Secara Benar Dan Menyajikannya Dengan Menarik. Jakarta: Depdiknas. Dediknas,(2006). Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta: Dirjen Dikdasmen

Dimyati dan Mudjono, (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Drs. H. Udin S. Winataputra, Strategi Belajar mengajar, Jakarta : Universitas Terbuka, 2007

I.G.A.K. Wardani, (2007), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Universitas Terbuka

Komalasari, Kokom,(2015). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama.

Mulyasa, (2005). Menjadi Guru Profesiona. Jakarta: Remaja Rosda Karya.

Mohammad Asrori, (2014), Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : CV. Wacana Prima,

Mohammad Uzer Usman, (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Pujiati, (2004). Penggunaan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan Dasar & Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika

Rina Dyah Rahmawati, (2006). Alat Peraga . Bandung : Rosda

Ruseffendi, (1992). Materi Pokok Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud.

Slameto, (1995). Belajar & FaktorFaktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Depdikbud.

Sudjana,Nana, (2005). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Suprayekti, (2003) Interaksi Belajar Mengajar, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktoat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan.

Witherington, Carl, (1991), Psikologi Pendidikan. Terjemahan M.Ngalim Purwanto. Bandung : Remaja

W.J.S. Poerwadarminta, (1984), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.